Pengertian Rambutan
Rambutan adalah salah satu tanaman yang multi
guna selain dapat dikonsumsi buahnya tetapi semua bagian dari tanaman ini, dari
kulit, daun, biji, sampai akar, dapat berfungsi sebagai obat demam, uban,
disentri, sariawan, sampai kencing manis,
bisa luntur dengan ramuan yang tepat. Bagian tanaman yang bermanfaat : kulit
buah, kulit kayu, daun, biji, dan akarnya.
Detail manfaatnya adalah sebagai berikut :
1.
Kulit buah : untuk mengatasi disentri, demam
2. Kulit kayu : untuk
mengatasi sariawan
3. Daun : untuk
mengatasi diare dan menghitamkan rambut
4. Akar : untuk
mengatasi demam
5. Biji :
untuk mengatasi kencing manis (diabetes melitus)
Pemakaian :
Disentri
Cuci kulit buah rambutan (10 buah), potong-potong seperlunya.
Tambahkan 3 gelas minum air bersih, lalu rebus sampai menjadi 1 gelas, minum 2
x sehari.
Demam
Cuci kulit buah rambutan yang telah dikeringkan (15 g).
Tambahkan 3 gelas air bersih, lalu rebus sampai mendidih selama 15 menit. Minum
3 x sehari. Menghitamkan rambut beruban. Cuci daun rambutan secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan
sedikit air dan aduk sampai menjadi adonan bubur. Peras dan saring dengan kain,
Gunakan untuk membasahi rambut kepala. Lakukan setiap hari sampai terlihat
hasilnya.
Kencing manis.
Gongseng biji rambutan (lima biji), lalu giling
sampai menjadi serbuk. Seduh dengan satu cangkir air panas. Setelah dingin,
minum airnya sekaligus. Lakukan 1--2 kali sehari.
Sariawan.
Cuci kulit kayu rambutan (tiga ruas jari), lalu rebus dengan dua gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Gunakan untuk berkumur selagi hangat.
Cuci kulit kayu rambutan (tiga ruas jari), lalu rebus dengan dua gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Gunakan untuk berkumur selagi hangat.
Bunga jantan rambutan.
Pohon hijau abadi,
menyukai suhu tropika hangat (suhu rata-rata 25 derajat Celsius), tinggi dapat
mencapai 8m namun biasanya tajuknya melebar hingga jari-jari 4m. Daun majemuk
menyirip dengan anak daun 5 hingga 9, berbentuk bulat telur, dengan variasi
tergantung umur, posisi pada pohon, dan ras lokal.
Pertumbuhan rambutan dipengaruhi oleh ketersediaan air. Setelah masa
berbuah selesai, pohon rambutan akan merona (flushing) menghasilkan cabang dan daun
baru. Tahap ini sangat jelas teramati dengan warna pohon yang hijau muda karena
didominasi oleh daun muda. Pertumbuhan ini akan berhenti ketika ketersediaan
air terbatas dan tumbuhan beristirahat tumbuh.
Tumbuhan ini menghasilkan bunga setelah tujuh
tahun jika ditanam dari biji, namun pada usia 2 tahun sudah dapat berbunga jika
diperbanyak secara vegetatif. Rambutan berumah dua, tetapi bersifat androdioecious, ada tumbuhan
penghasil bunga jantan saja dan tumbuhan penghasil bunga banci. Tumbuhan jantan
tidak pernah menghasilkan buah.
Pembungaan rambutan dipengaruhi oleh musim atau ketersediaan air. Masa
kering tiga bulan menghentikan pertumbuhan vegetatif dan merangsang pembentukan
bunga. Di daerah Sumatera bagian utara, yang tidak mengenal musim kemarau rambutan dapat menghasilkan buah dua kali dalam
setahun. Di tempat lain, bunga muncul biasanya setelah masa kering 3 bulan (di
Jawa dan Kalimantan biasanya pada bulan Oktober dan November).
Bunga majemuk, tersusun dalam karangan, dengan ukuran satuan bunga
berdiameter 5 mm atau bahkan lebih kecil. Bunga jantan tidak menghasilkan putik. Tumbuhan banci yang baru berbunga biasanya menghasilkan bunga jantan,
baru kemudian diikuti dengan bunga dengan alat betina (putik). Bunga banci (hermafrodit) memiliki benang sari yang fungsional dan
memiliki dua bakal buah, meskipun jika terjadipembuahan hanya satu yang biasanya berkembang hingga matang,
sementara yang lainnya tereduksi. Penyerbukan dilakukan oleh berbagai jenis lebah, namun yang paling sering hadir adalah Trigona, lebah kecil tanpa sengat berukuran sebesar lalat. Di berbagai apiari, bunga rambutan juga menjadi sumber utama nektar bagi lebah
peliharaan.
Buah rambutan terbungkus oleh kulit yang memiliki "rambut" di
bagian luarnya (eksokarp). Warnanya hijau ketika masih muda, lalu berangsur
kuning hingga merah ketika masak/ranum. Endokarp berwarna putih, menutupi "daging". Bagian buah yang
dimakan, "daging buah", sebenarnya adalah salut biji atau aril,
yang bisa melekat kuat pada kulit terluar biji atau lepas ("rambutan
ace"/ngelotok).Pohon dengan buah masak sangat menarik perhatian
karena biasanya rambutan sangat banyak menghasilkan buah. Jika pertumbuhan
musiman, buah masak pada bulan Desember hingga Maret, dikenal sebagai
"musim rambutan". Masanya biasanya bersamaan dengan buah musiman
lain, seperti durian dan mangga.
Variates
Rambutan
Perbaikan varietas yang dilakukan
di Indonesia dan sejumlah negara lain hingga saat ini dilakukan oleh lembaga
penelitian milik pemerintah. Di Indonesia, Balai
Penelitian Buah Solok yang melakukan tugas ini. Pola perbaikan yang
diterapkan hingga saat ini adalah seleksi dari plasma nutfah yang tumbuh di berbagai pusat keanekaragaman di
Indonesia, terutama di Sumatera, Kalimantan, serta Jawa. Lembaga di Malaysia
yang melakukan perbaikan kultivar adalah MARDI.
Varietas unggul rambutan yang
sudah dilepas Departemen
Pertanian Republik Indonesia hingga2005 adalah.
1.
'Rapiah' dari Pasarminggu,
2.
'Bahrang' dari Langkat,
3.
'Lebakbulus' dari Pasarminggu,
4.
'Sibatuk Ganal' dari Sungai Andai, Kalimantan Selatan,
5.
'Nona' dari Kampar, Riau,
6.
'Binjai' dari Pasarminggu
7.
'Antalagi' dari Sungai Andai, Kalimantan Selatan,
8.
'Sibongkok' dari Sungai Luhut, Kalimantan Selatan,
9.
'Garuda' dari Sungai Andai,
Kalimantan Selatan
10. 'Tangkue Lebak' dari Kecamatan Maja,
Banten,
Selain
itu, dikenal pula beberapa ras lokal yang juga dikenal baik untuk keperluan terntentu,
seperti 'Sinyonya' dan 'Sitangkue' yang dianjurkan untuk digunakan sebagai batang bawah dalamokulasi.
RAMBUTAN SARAT BUAH MESKI
DALAM POT
Banyak orang enggan menanam
tabulampot rambutan. Alasannya, susah berbuah. Padahal, jika tahu caranya,
tabulampot rambutan pun bisa berbuah lebat, lho. Tanaman buah dalam pot
(tabulampot) kini sudah tak asing lagi bagi para pecinta tanaman. Aneka tanaman
buah yang dulu hanya ditanam di halaman yang luas, kini banyak ditanam orang di
dalam pot. Namun, sepertinya tak banyak orang yang melirik tabulampot rambutan.
Kenapa?
Jujur
diakui, tabulampot rambutan seringkali mogok berbuah, bahkan tak pernah berbuah
sekali pun. Malah, mati sebelum berbuah. Padahal, tanaman rambutan dalam pot
sebetulnya bisa menghasilkan buah, asal kita tahu rahasianya.
Rambutan (Nephellium
lappaceum) berasal dari Malaysia dan Indonesia. Kerabat dekatnya antara lain
leci (N. litchi) dan kepulasan (N. mutabile). Sentral tanaman rambutan tersebar
di berbagai daerah, seperti Bogor, Subang, Bekasi, Purwakarta, Semarang,
Banyumas, Purbalingga, Purworejo, Magelang, Jember, Blitar, dan Lumajang,
Sleman, Bantul serta DKI Jakarta, khususnya di Pasar Minggu.
Di negeri kita banyak
varietas rambutan, entah itu varietas lokal maupun varietas unggul. Untuk
varietas lokal, sebut misalnya Aceh Gundul, Aceh Gula Batu, Aceh Gendut, Aceh
Kuning, Aceh Padang Bulan, Aceh Garing, Aceh Pao Pao, Aceh Kering Manis,
Simacan, Sitangkue, Sinyonya, Brahrang, Hape, dan sebagainya. Sedangkan yang
unggul, sekurang-kurangnya ada 8 varietas, antara lain Rapiah, Lebak Bulus,
Anta Lagi, Sibongkok, Sibatuk Ganal, Garuda, Nona, dan Binjai.
PILIH VARIETAS BINJAI
Pertanyaannya,
varietas mana yang akan kita pilih untuk ditanam dalam pot? Belajar dari
pengalaman, ternyata varietas Binjai yang “cocok” ditanam dalam pot. Alasannya,
lebih cepat berbuah dibandingkan varietas lain. Apalagi jika bibitnya berasal
dari okulasi, yang bisa berbuah kurang dari setahun. Varietas Binjai juga
memiliki keindahan tersendiri. Ia memiliki 4 – 5 cabang dan karena itu lebih
rimbun. Buahnya juga ngelotok dan manis.
Biasanya,
wadah tanam tabulampot adalah pot dari tanah liat. Ukurannya tergantung kondisi
bibit yang hendak ditanam. Misalnya, untuk bibit setinggi 50 cm, bisa digunakan
pot berdiameter 30 cm.
Namun,
untuk tabulampot rambutan, sebaiknya gunakan wadah tanam berupa drum. Ukuran
drum sebaiknya agak besar, sebab ukuran bibitnya juga agak besar. Sebagai
pedoman, gunakan bibit rambutan Binjai setinggi 60 – 75 cm dengan diameter drum
sekitar 50 – 60 cm. Drum ini harus diberi lubang-lubang kecil di bagian
dasarnya, kemudian diberi ganjalan berupa batu bata atau batako, sehingga
pembuangan air penyiraman lancar. Selama ini, banyak variasi media tanam untuk
tabulampot.
Misalnya
campuran tanah gembur, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 5 : 1 : 2.
Ada juga campuran pupuk kandang, pasir, dan sekam dengan perbandingan 1 : 1 :
1. Ma sih ada lagi campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 2,
atau campuran sekam dan pasir dengan perbandingan 1 : 1.
Yang
perlu diketahui, tabulampot sangat sensitif terhadap media tanam yang memadat,
yang mengakibatkan daun cepat mengering lalu rontok. Oleh karena itu,
disarankan menggunakan media tanam berupa pupuk kandang seluruhnya. Lebih baik
lagi jika pupuk kandang tadi diberi insektisida Furadan 3 G sebanyak 100 gram
per drum. Ini untuk mencegah serangan hama.
TAHAP-TAHAP
MEMASUKKAN PUPUK KANDANG KE DRUM
Ø
Di atas lapisan batu
bata, isikan selapis ijuk atau humus atau
daun-daun kering.
daun-daun kering.
Ø
Masukkan pupuk
kandang hingga mencapai 2 cm di bawah
drum.
drum.
Ø
Siram hingga cukup
basah.
MOGOK BERBUAH?
Keluhan
sering muncul ketika tabulampot rambutan tak mau berbuah lagi. Bahkan,
seumur-umur hanya berbuah sekali dan setelah itu macet. Padahal, perawatan
sudah dilakukan. Termasuk penyiraman dan pemupukan. Jika menghadapi problema
seperti itu, jangan cepat-cepat putus asa! Tanaman masih bisa direkayasa, kok.
Caranya,
keluarkan tanaman dari drum, amati kondisi fisiknya, lalu pangkas sebagian
daunnya. Setelah itu, tanam langsung di tanah. Sementara itu, siapkan juga
media tanam (pupuk kandang) yang baru. Bila sudah tampak tunas-tunas baru,
pindahkan tanaman dari tanah lapang ke drum. Gampang kan ?
CARA MENANAM BIBIT
DALAM POT
Siram media tanam
dalam polybag, lalu sobek, dan keluarkan bibit bersama tanahnya. Bila akar,
daun, dan cabang tampak panjang, sebaiknya dipangkas.
1. Gali
media dalam drum membentuk lubang. Sesuaikan ukuran lubang dengan ukuran
perakaran bibit rambutan.
2. Tambahkan
pupuk NPK, dengan perbandingan 15 : 15 : 15, sebanyak 100 gram, lalu aduk-aduk
hingga merata.
3. Masukkan
bibit ke lubang dalam drum. Pelan-pelan, tekan tanah pada bagian pangkal bibit
pelan-pelan.
4. Siram
sampai cukup basah.
5. Untuk
sementara waktu, beri tutup kantung plastik transparan dan
letakkan di tempat yang teduh. Jika sudah tumbuh tunas-tunas baru,
singkirkan tutup.
letakkan di tempat yang teduh. Jika sudah tumbuh tunas-tunas baru,
singkirkan tutup.
TIPS PERAWATAN
Faktor perawatan kerap diabaikan.
Padahal, sangat penting dan kerap jadi kunci keberhasilan penanaman tabulampot
rambutan. Perawatan apa saja
yang harus kita lakukan?
1. Penyiraman
Di musim kemarau, penyiraman sangat
perlu. Jika memakai air PAM, yang biasanya mengandung kaporit, sebaiknya
endapkan dulu semalam, dan baru esoknya disiramkan. Namun, usahakan benar-benar
jangan sampai air siraman menggenang lebih dari 12 jam. Genangan air bisa
merangsang timbulnya penyakit busuk akar.
2.Penggemburan
Ingat, usahakan media tanam tidak memadat. Pemadatan media biasanya terjadi karena penyiraman yang berlebihan. Setelah itu, lakukan penggemburan dengan menggunakan sekop kecil. Hati-hati, jangan sampai merusak akarnya.
3.Pemupukan
Meski media tanam
menggunakan pupuk kandang, pupuk organik masih diperlukan. Sampai umur 2 tahun,
setiap 4 bulan, tambahkan NPK (15:15:15) sebanyak 25 gram per drum. Sejak umur
3 tahun dan seterusnya, setiap drum diberi 100 gram NPK (15:15:15). Caranya,
benamkan pupuk NPK sedalam 10 cm, lalu siram hingga cukup basah.
4.Pemangkasan
Pemangkasan
tabulampot rambutan di samping untuk membentuk habitus (kanopi) tanaman agar
tampak pendek, juga agar cabang dan pertumbuhannya seimbang. Pemangkasan
perdana dilakukan saat tanaman berumur kurang dari setahun, atau tinggi batang
sekitar 75 – 100 cm dari permukaan drum. Cara pemangkasan adalah, untuk
pemangkasan perdana, pilih 3 cabang primer. Bila panjang cabang primer mencapai
50 cm, pangkas ujungnya hingga tumbuh cabang-cabang sekunder. Pilih hanya tiga
cabang sekunder per cabang primer. Selanjutnya, pangkas ujung cabang sekunder
sampai tumbuh cabang tersier, dan pilih hanya tiga cabang tersier. Nah, dari
ketiga cabang tersier inilah akan terjadi pembungaan dan pembuahan.
0 Komentar