HUBUNGAN
ANTARA PAHAM BARU DAN
PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA
A. Paham-paham baru
1. Nasionalisme
Nasionalisme
merupakan paham yang menyadarkan bangsa akan harga dirinya sebagai suatu
bangsa, sehingga mendapatkan pengakuan secara wajar. Latar belakang munculnya
nasionalisme disebabkan karena unsure keinginan dan tekat bersama untuk
melepaskan diri dari belenggu kekuasaan absolut.
Lahirnya dan
berkembangnya nasional ke seluruh dunia dipengaruhi oleh perang kemerdekaan
amerika serikat, revolusi prancis, dan revolusi industry di inggris.
2.
Liberalisme
Liberalisme berasal dari kata Liberty
artinya kebebasan. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan bertempat tinggal,
kemerdekaan pribadi, hak untuk menentang penindasan hak untuk mendapatkan
perlindungan pribadi dan hak milik. Di Inggris liberalisme dilindungi sebuah
piagam yaitu Magna Charta tahun 1215. Tokoh-tokoh penganut paham
liberalisme diantaranya Thomas Jefferson, Adam Smith, dan lain-lain. Secara
universal paham liberalisme berkembang sangat menonjol dalam bidang politik, ekonomi,
agama, dan pers. Dalam bidang poltik, paham liberal berpengaruh terhadap
perkembangan paham demokrasi yang disebut demokrasi liberal. Dalam bidang
ekonomi, paham liberal akan menimbulkan persaingan bebas/ pasar bebas. Dalam
bidang agama, paham liberal akan menimbulkan golongan atheis/ tidak beragama.
3.
Sosialisme
Sosialisme berasal dai kata socious yang
berarti masyarakat. Sosialisme adalah suatu paham yang menghendaki penggunaan
hak milik secara bersama-sama dan dipergunakan untuk kesejahteraan bersama. Tokoh penganut paham sosialisme diantaranya
Karl Marx (Membuat buku Das Kapital), Frederich Engels, Robert Owen, dan
lain-lain. Sosialisme muncul sebagai akibat adanya Revolusi Industri di
Inggris. Dimana waktu itu kaum buruh semakin menderita dengan upah yang rendah
dan hidup dalam kemiskinan. Oleh karena itu, untuk mengangkat nasib kaum buruh
muncul gerakan Revolusi Sosial.
4.
Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Latin, Demos
(rakyat) dan Cratein (memerintah). Jadi demokrasi adalah suatu paham yang
mengakui hak segenap anggota masyarakat. Semboyan paham demokrasi adalah dari
rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat. Demokrasi sudah ada sejak zaman Yunani
Kuno ketika diperintah oleh Solon. pada masa itu dalam mengambil keputusan
berdasarkan musyawarah oleh semua anggota masyarakat.
Macam-macam
demokrasi:
a. Demokrasi Liberal
(Demokrasi Parlemen) yaitu paham demokrasi yang memberikan kebebasan tak
terbatas kepada anggotanya. Kekuasaan mayoritas mutlak atas minoritas.
Kedudukan raja/presiden hanya sebagai lambang. Pemerintahan dipegang oleh
Parlemen (DPR). Penganut paham ini diantaranya Perancis, Belgia, Belanda.
b. Demokrasi dengan
sistem pemisahan kekuasaan. Pada paham ini kekuasaan raja/presiden sangat besar
karena kedudukannya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Kekuasaan
legialatif, eksekutif, dan yudikatif tidak saling berhubungan. Penganut paham
ini adalah Amerika Serikat.
c. Demokrasi Rakyat.
Demokrasi yang mengandung asas persamaan warga negara dalam semua bidang. Semua
kepentingan yang menyangkut orang banyak diatur oleh pemerintah. Penganu paham
ini misalnya Indonesia.
1.
Nasionalisme jepang
a. Masa Keshogunan
Sejak
pemerintahan Shogun Tokugawa (pada abad ke-17), Jepang melakukan politik
isolasi (artinya menarik diri dari pengaruh asing–Barat). Politik isolasi ini
mulai dijalankan oleh Iyeyashu Tokugawa (1639) dan diteruskan oleh para
penggantinya. Tujuan politik isolasi untuk menjamin tetap tegaknya pemerintahan
Shogun dan mencegah masuknya pengaruh asing (Barat). Selama Jepang menutup
diri, dunia Barat terus melaju pesat dengan industri dan teknologinya. Untuk
itu bangsa-bangsa Barat membutuhkan daerah pasaran hasil industri.
Amerika
Serikat, merupakan salah satu bangsa Barat yang ingin masuk ke Jepang untuk
membuka hubungan dagang. Pada tahun 1846, Amerika Serikat mengirimkanutusannya
ke Jepang di bawah pimpinan Laksamana Biddle, tetapi ditolak oleh Shogun. Pada
tahun 1853,mengirimkan lagi utusannya lengkap dengan kapal perangnya di bawah
pimpinan Matthew Commodore Perry. Perry menghadap Shogun dan meminta agar
Jepang mau membuka kota-kota pelabuhannya untuk perdagangan internasional.
Pemerintah Jepang minta waktu untuk memikirkan permintaan Amerika Serikat.
Perry beserta rombongan kembali ke Amerika. Pada tahun 1854, rombongan Perry
lengkap dengan tujuh kapal perangnya mendarat lagi di Yedo, dan berhasil
memaksa Shogun Iyesada (1853–1858) untukmenandatangani Perjanjian Kanagawa (31
Maret 1854) yang isinya kota pelabuhan Shimoda dan Hokodate dibuka untuk
perdagangan asing. Dengan demikian, runtuhlah politik isolasi Jepang sehingga
negara tersebut terbuka untuk bangsa asing. Sejak saat itu, Jepang menyadari
akan ketinggalannya dengan bangsabangsa Barat. Yang menjadi sasaran kemarahan
rakyat Jepang ialah pemerintahan Shogun. Yoshinobu dipaksa turun takhta dan
menyerahkan kekuasaannya kepada Kaisar Mutsuhito (Kaisar Meiji) pada tanggal 8
September 1867. Secara resmi Kaisar Meiji memerintah Jepang dari tanggal 25
Januari 1868 sampai dengan 30 Juli 1912.
b. Nasionalisme Jepang
Terbukanya Jepang bagi bangsa asing yang disusul dengan runtuhnya kekuasan Shogun dan tampilnya Kaisar Meiji (Meiji Tenno), menandai bangkitnya nasionalisme Jepang. Pada tanggal 6 April 1868, Meiji Tenno memproklamasikan Charter Outh (Sumpah Setia) menuju Jepang baru yang terdiri atas lima pasal, seperti berikut.
1. Akan dibentuk
parlemen.
2. Seluruh bangsa harus
bersatu untuk mencapai kesejahateraan.
3. Adat istiadat yang
kolot dan yang menghalangi kemajuan Jepang harus
dihapuskan.
dihapuskan.
4. Semua jabatan terbuka
untuk siapa saja.
5. Mendapatkan ilmu
pengetahuan sebanyak mungkin untuk pembangunan
bangsa dan negara.
bangsa dan negara.
2. Nasionalisme india
Gerakan nasionalisme
di india di awali dengan pemberontakan pasukan sepoy yang menentang inggris
pada tahun 1957. Pemberontakan sepoy kemudian di ikuti munculnya
organisasi-organisasi nasional seperti All Indian Congres, rama khrisna, brahma
samaj dengan tujuan menentang imperialism yang di lakukan oleh inggris. Tokoh
terkenal di antaranya Nehru dan mahatma ghandi dengan dengan dasar perjuangan
yaitu ahimsa, hartal, satya graham dan swadesi. Sebab-sebab peberontakan sepoy
antara lain.
A.
Sebab umum
1. Prajurit sepoy di
lakukan tidak adil oleh tentara inggris, misalnya pangkat sama tetapi gaji beda
2. Penderitaan
masyarakat india akibat imperialism inggris
B.
Sebab Khusus
Adanya pemerintah dari panglima tentara
inggris di india kepada prajurit sepoy agar menjilat ujung senapan sebelum di
pergunakan. Bagi yang beragama hindu menggunakan lemak sapid an bagi yang
beragama muslim dengan lemak babi.
Nasionalisme
mesir
Sejak terusan suez di buka pada tahun
1869, Negara-negara eropa terutama inggris, prancis saling berlomba
memperebutkan pengaruhnya di mesir. Pengaruh kekuasaan inggris semakin kuat
sejak tahun 1875. Akibat keterlibatan inggris dan prancis yang turut campur
tangan dalam pemerintahan rakyat mesir merasa
di rugikan sehingga menimbulkan nasionalisme untuk menentang imprialisme barat
yang di tandai dengan munculnya pemberontak arabi pasha. Mesir memperoleh
kemerdekaanya pada tahun 1922. Saat mesir di perintah gamal abdul naser.
C.
Perkembangan pergerakan nasional di Indonesia
A. Pengaruh edukasi dan
emansipasi
Trias
van de venter khususnya masalah edukasi (pendidikan) melahirkan golongan
intelektual yang menjadi pelopor pergerakan nasional. Sebenarnya tujuan belanda
member kesempatan rakyat Indonesia dalam bidang pendidikan bertujuan untuk
mencari tenaga kerja murah dan tampil untuk mengurusi administrasi
hindia-belanda.
B.
Diskriminasi masyarakat
Imperialisme
belanda membagi masyarakat di nusantara menjadi tiga kelas, yaitu :
1.
Golongan belanda dan indo (kelas I)
2.
Golongan timur asing yaitu keturunan cina dan arab (kelas
II)
3.
Golongan pribumi (kelas III)
4.
Pertumbuhan dan perkembangan ideology dan organiasasi
pergerakan nasional Indonesia
1. Budi Utomo (BU)
Pada tahun 1906 Mas Ngabehi Wahidin
Sudirohusodo, merintis mengadakan kampanye menghimpun dana pelajar (Studie
Fund) di kalangan priyayi di Pulau Jawa. Upaya dr. Wahidin ini bertujuan untuk
meningkatkan martabat rakyat dan membantu para pelajar yang kekurangan dana.
Dari kampanye tersebut akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908 berdiri organisasi
Budi Utomo dengan ketuanya Dr. Sutomo. Organisasi Budi Utomo artinya usaha
mulia. Pada mulanya Budi Utomo bukanlah sebuah partai politik. Tujuan utamanya
adalah kemajuan bagi Hindia Belanda. Hal ini terlihat dari tujuan yang hendak
dicapai yaitu perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah, mendirikan badan wakaf
yang mengumpulkan tunjangan untuk kepentingan belanja anak-anak bersekolah,
membuka sekolah pertanian, memajukan teknik dan industri, menghidupkan kembali
seni dan kebudayaan bumi putera, dan menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan
dalam rangka mencapai kehidupan rakyat yang layak.
Kongres
Budi Utomo yang pertama berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 3 Oktober – 5 Oktober
1908. Kongres ini dihadiri beberapa cabang yaitu Bogor, Bandung, Yogya I, Yogya
II, Magelang, Surabaya, dan Batavia. Dalam kongres yang pertama berhasil
diputuskan beberapa hal berikut.
a. Membatasi jangkauan geraknya kepada penduduk Jawa dan Madura.
b. Tidak melibatkan diri dalam politik.
c. Bidang kegiatan adalah bidang pendidikan dan budaya.
d. Menyusun pengurus besar organisasi yang diketuai oleh R.T. Tirtokusumo.
e. Merumuskan tujuan utama Budi Utomo yaitu kemajuan yang selaras untuk negara dan bangsa.
a. Membatasi jangkauan geraknya kepada penduduk Jawa dan Madura.
b. Tidak melibatkan diri dalam politik.
c. Bidang kegiatan adalah bidang pendidikan dan budaya.
d. Menyusun pengurus besar organisasi yang diketuai oleh R.T. Tirtokusumo.
e. Merumuskan tujuan utama Budi Utomo yaitu kemajuan yang selaras untuk negara dan bangsa.
Terpilihnya R.T. Tirtokusumo yang seorang
bupati sebagai ketua rupanya dimaksudkan agar lebih memberikan kekuatan pada
Budi Utomo. Kedudukan bupati memberi dampak positif dalam rangka menggalang
dana dan keanggotaan dari Budi Utomo. Untuk usaha memantapkan keberadaan Budi
Utomo diusahakan untuk segera mendapatkan badan hukum dari pemerintah Belanda.
Hal ini terealisasi pada tanggal 28 Desember 1909, anggaran dasar Budi Utomo
disahkan. Dalam perkembangannya, di tubuh Budi Utomo muncul dua aliran berikut.
a. Pihak kanan, berkehendak supaya keanggotaan dibatasi pada golongan terpelajar saja, tidak bergerak dalam lapangan politik dan hanya membatasi pada pelajaran sekolah saja.
b. Pihak kiri, yang jumlahnya lebih kecil terdiri dari kaum muda berkeinginan ke arah gerakan kebangsaan yang demokratis, lebih memerhatikan nasib rakyat yang menderita.
a. Pihak kanan, berkehendak supaya keanggotaan dibatasi pada golongan terpelajar saja, tidak bergerak dalam lapangan politik dan hanya membatasi pada pelajaran sekolah saja.
b. Pihak kiri, yang jumlahnya lebih kecil terdiri dari kaum muda berkeinginan ke arah gerakan kebangsaan yang demokratis, lebih memerhatikan nasib rakyat yang menderita.
Adanya
dua aliran dalam tubuh Budi Utomo menyebabkan terjadinya perpecahan. Dr. Cipto
Mangunkusumo yang mewakili kaum muda keluar dari keanggotaan. Akibatnya gerak
Budi Utomo semakin lamban. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan
semakin lambannya Budi Utomo.
a. Budi Utomo cenderung memajukan pendidikan untuk kalangan priyayi daripada penduduk umumnya.
b. Lebih mementingkan pemerintah kolonial Belanda dari pada kepentingan rakyat Indonesia.
c. Menonjolnya kaum priyayi yang lebih mengutamakan jabatan menyebabkan kaum terpelajar tersisih.
a. Budi Utomo cenderung memajukan pendidikan untuk kalangan priyayi daripada penduduk umumnya.
b. Lebih mementingkan pemerintah kolonial Belanda dari pada kepentingan rakyat Indonesia.
c. Menonjolnya kaum priyayi yang lebih mengutamakan jabatan menyebabkan kaum terpelajar tersisih.
Ketika
meletus Perang Dunia I tahun 1914, Budi Utomo mulai terjun dalam bidang
politik. Berikut ini beberapa bentuk peran politik Budi Utomo.
a. Melancarkan isu pentingnya pertahanan sendiri dari serangan bangsa lain.
b. Menyokong gagasan wajib militer pribumi.
c. Mengirimkan komite Indie Weerbaar ke Belanda untuk pertahanan Hindia.
d. Ikut duduk dalam Volksraad (Dewan Rakyat).
e. Membentuk Komite Nasional untuk menghadapi pemilihan anggota volksraad.
a. Melancarkan isu pentingnya pertahanan sendiri dari serangan bangsa lain.
b. Menyokong gagasan wajib militer pribumi.
c. Mengirimkan komite Indie Weerbaar ke Belanda untuk pertahanan Hindia.
d. Ikut duduk dalam Volksraad (Dewan Rakyat).
e. Membentuk Komite Nasional untuk menghadapi pemilihan anggota volksraad.
Budi Utomo mampu menerbitkan majalah
bulanan Goeroe Desa yang memiliki kiprah masih terbatas di kalangan penduduk
pribumi. Sejalan dengan kemerosotan aktivitas dan dukungan pribumi pada Budi
Utomo, maka pada tahun 1935 Budi Utomo mengadakan fusi ke dalam Partai
Indonesia Raya (Parindra). Sejak itu BU terus mengalami kemerosotan dan mundur
dari arena politik.
2. Sarekat Islam (SI)
Pada mulanya Sarekat Islam adalah
sebuah perkumpulan para pedagang yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada
tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi sebagai suatu koperasi
pedagang batik Jawa. Garis yang diambil oleh SDI adalah kooperasi, dengan
tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam. Keanggotaan
SDI masih terbatas pada ruang lingkup pedagang, maka tidak memiliki anggota
yang cukup banyak. Oleh karena itu agar memiliki anggota yang banyak dan luas
ruang lingkupnya, maka pada tanggal 18 September 1912, SDI diubah menjadi SI
(Sarekat Islam).
Organisasi
Sarekat Islam (SI) didirikan oleh beberapa tokoh SDI seperti H.O.S
Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim. Sarekat Islam berkembang pesat
karena bermotivasi agama Islam. Latar belakang ekonomi berdirinya Sarekat Islam
adalah:
a. perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina,
b. isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya, dan
c. membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera.
a. perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina,
b. isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya, dan
c. membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera.
Tujuan yang
ingin dicapai sesuai dengan anggaran dasarnya adalah:
a. mengembangkan jiwa berdagang,
b. memberi bantuan kepada anggotanya yang mengalami kesukaran,
c. memajukan pengajaran dan semua yang mempercepat naiknya derajat bumi putera,
d. menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang agama Islam,
e. tidak bergerak dalam bidang politik, dan
f. menggalang persatuan umat Islam hingga saling tolong menolong.
a. mengembangkan jiwa berdagang,
b. memberi bantuan kepada anggotanya yang mengalami kesukaran,
c. memajukan pengajaran dan semua yang mempercepat naiknya derajat bumi putera,
d. menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang agama Islam,
e. tidak bergerak dalam bidang politik, dan
f. menggalang persatuan umat Islam hingga saling tolong menolong.
Kecepatan tumbuhnya SI bagaikan meteor dan
meluas secara horizontal. SI merupakan organisasi massa pertama di Indonesia.
Antara tahun 1917 sampai dengan 1920 sangat terasa pengaruhnya di dalam politik
Indonesia. Untuk menyebarkan propaganda perjuangannya, Sarekat Islam
menerbitkan surat kabar yang bernama Utusan Hindia.
Pada tanggal 29 Maret 1913, para pemimpin
SI mengadakan pertemuan dengan Gubernur Jenderal Idenburg untuk memperjuangkan
SI berbadan hukum. Jawaban dari Idenburg pada tanggal 29 Maret 1913, yaitu SI
di bawah pimpinan H.O.S Cokroaminoto tidak diberi badan hukum. Ironisnya yang
mendapat pengakuan pemerintah kolonial Belanda (Gubernur Jenderal Idenburg)
justru cabang-cabang SI yang ada di daerah. Ini suatu taktik pemerintah
kolonial Belanda dalam memecah belah persatuan SI. Bayangan perpecahan muncul
dari pandangan yang berbeda antara H.O.S Cokroaminoto dengan Semaun mengenai
kapitalisme. Menurut Semaun yang memiliki pandangan sosialis, bergandeng dengan
kapitalis adalah haram. Dalam kongres SI yang dilaksanakan tahun 1921,
ditetapkan adanya disiplin partai rangkap anggota. Setiap anggota SI tidak
boleh merangkap sebagai anggota organisasi lain terutama yang beraliran
komunis. Akhirnya SI pecah menjadi dua yaitu SI Putih dan SI Merah.
a. SI Putih, yang tetap berlandaskan nasionalisme dan Islam. Dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta. b. SI Merah, yang berhaluan sosialisme kiri (komunis). Dipimpin oleh Semaun, yang berpusat di Semarang. Dalam kongresnya di Madiun, SI Putih berganti nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Kemudian pada tahun 1927 berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti nama menjadi Sarekat Rakyat (SR) yang merupakan pendukung kuat Partai Komunis.
a. SI Putih, yang tetap berlandaskan nasionalisme dan Islam. Dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta. b. SI Merah, yang berhaluan sosialisme kiri (komunis). Dipimpin oleh Semaun, yang berpusat di Semarang. Dalam kongresnya di Madiun, SI Putih berganti nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Kemudian pada tahun 1927 berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti nama menjadi Sarekat Rakyat (SR) yang merupakan pendukung kuat Partai Komunis.
3. Indische Partij (IP)
IP didirikan pada tanggal 25
Desember 1912 di Bandung oleh tokoh Tiga Serangkai, yaitu E.F.E Douwes Dekker,
Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Pendirian IP ini dimaksudkan
untuk mengganti Indische Bond yang merupakan organisasi orang-orang Indo dan
Eropa di Indonesia. Hal ini disebabkan adanya keganjilan-keganjilan yang
terjadi (diskriminasi) khususnya antara keturunan Belanda totok dengan orang
Belanda campuran (Indo). IP sebagai organisasi campuran menginginkan adanya
kerja sama orang Indo dan bumi putera. Hal ini disadari benar karena jumlah
orang Indo sangat sedikit, maka diperlukan kerja sama dengan orang bumi putera
agar kedudukan organisasinya makin bertambah kuat.
Di samping itu juga disadari betapa pun
baiknya usaha yang dibangun oleh orang Indo, tidak akan mendapat tanggapan
rakyat tanpa adanya bantuan orang-orang bumi putera. Perlu diketahui bahwa
E.F.E Douwes Dekker dilahirkan dari keturunan campuran, ayah Belanda, ibu
seorang Indo. Indische Partij merupakan satu-satunya organisasi pergerakan yang
secara terang-terangan bergerak di bidang politik dan ingin mencapai Indonesia
merdeka. Tujuan Indische Partij adalah untuk membangunkan patriotisme semua
indiers terhadap tanah air. IP menggunakan media majalah Het Tijdschrifc dan
surat kabar ‘De Expres’ pimpinan E.F.E Douwes Dekker sebagai sarana untuk
membangkitkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air Indonesia. Tujuan dari partai
ini benar-benar revolusioner karena mau mendobrak kenyataan politik rasial yang
dilakukan pemerintah kolonial. Tindakan ini terlihat nyata pada tahun 1913.
Saat itu pemerintah Belanda akan mengadakan peringatan 100 tahun bebasnya
Belanda dari tangan Napoleon Bonaparte (Prancis). Perayaan ini direncanakan
diperingati juga oleh pemerintah Hindia Belanda. Adalah suatu yang kurang pas
di mana suatu negara penjajah melakukan upacara peringatan pembebasan dari
penjajah pada suatu bangsa yang dia sebagai penjajahnya. Hal yang ironis ini
mendatangkan cemoohan termasuk dari para pemimpin Indische Partij. R.M. Suwardi
Suryaningrat menulis artikel bernada sarkastis yang berjudul ‘Als ik een
Nederlander was’, Andaikan aku seorang Belanda.
Akibat dari tulisan itu R.M. Suwardi
Suryaningrat ditangkap. Menyusul sarkasme dari Dr. Cipto Mangunkusumo yang
dimuat dalam De Express tanggal 26 Juli 1913 yang diberi judul Kracht of
Vrees?, berisi tentang kekhawatiran, kekuatan, dan ketakutan. Dr. Tjipto pun
ditangkap, yang membuat rekan dalam Tiga Serangkai, E.F.E. Douwes Dekker turut
mengkritik dalam tulisannya di De Express tanggal 5 Agustus 1913 yang berjudul
Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemo en Soewardi Soerjaningrat, Pahlawan kita:
Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat. Kecaman-kecaman yang
menentang pemerintah Belanda menyebabkan ketiga tokoh dari Indische Partij
ditangkap. Pada tahun 1913 mereka diasingkan ke Belanda. Namun pada tahun 1914
Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia karena sakit. Sedangkan Suwardi
Suryaningrat dan E.F.E. Douwes Dekker baru kembali ke Indonesia pada tahun
1919. Suwardi Suryaningrat terjun dalam dunia pendidikan, dikenal sebagai Ki
Hajar Dewantara, mendirikan perguruan Taman Siswa. E.F.E Douwes Dekker juga
mengabdikan diri dalam dunia pendidikan dan mendirikan yayasan pendidikan
Ksatrian Institute di Sukabumi pada tahun 1940. Dalam perkembangannya, E.F.E Douwes
Dekker ditangkap lagi dan dibuang ke Suriname, Amerika Latin.
4. Organisasi Keagamaan
Muhammadiyah
adalah organisasi Islam modern yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18
November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan. Muhammadiyah berarti umat Muhammad atau
pengikut Muhammad. Dengan nama ini memiliki harapan dapat mencontoh segala
jejak perjuangan dan pengabdian Nabi Muhammad. Tujuan yang ingin dicapai
adalah:
a. memajukan pengajaran berdasarkan agama Islam, dan
b. memupuk keimanan dan ketaqwaan para anggotanya.
Dalam
rangka mencapai tujuan itu, Muhammadiyah melakukan beberapa upaya berikut.a. memajukan pengajaran berdasarkan agama Islam, dan
b. memupuk keimanan dan ketaqwaan para anggotanya.
a. Mendirikan sekolah-sekolah (bukan pondok pesantren) dengan pengajaran agama dan kurikulum yang modern.
b. Mendirikan rumah sakit dengan nama Pusat Kesengsaraan Umum (PKU).
c. Mendirikan rumah yatim piatu.
d. Mendirikan perkumpulan kepanduan Hisbul Wathan.
Dalam perkembangannya, Muhammadiyah
menghadapi tantangan dari golongan Islam konservatif. Mereka melihat
Muhammadiyah begitu terbuka terhadap kebudayaan Barat sehingga khawatir
kemurnian Islam akan dirusakkan. Oleh karena itu para ulama mendirikan
Nahdlatul Ulama pada tahun 1926. Gerakan NU dipelopori oleh K.H. Hasyim
Asy’ari. Gerakan Muhammadiyah banyak mendapat simpati termasuk pemerintah
kolonial Belanda karena perjuangannya tidak bersifat konfrontatif (menentang).
Dalam Kongres Muhammadiyah yang
berlangsung dari tanggal 12 - 17 Maret 1925 di Yogyakarta, diperbincangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan pengajaran Islam, mass media Islam, dan buku-buku tentang Islam yang berbahasa Jawa.
Di samping
Muhammadiyah, gerakan keagamaan lain yang memiliki andil bagi kemajuan bangsa
antara lain, berikut ini.berlangsung dari tanggal 12 - 17 Maret 1925 di Yogyakarta, diperbincangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan pengajaran Islam, mass media Islam, dan buku-buku tentang Islam yang berbahasa Jawa.
a. Jong Islamienten Bond, berdiri tanggal 1 Januari 1925 di Jakarta.
b. Nahdlatul Ulama (NU), berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya, Jawa Timur.
c. Nahdlatul Wathan, berdiri tahun 1932 di Pacor, Lombok Timur.
5. Partai Indonesia Raya (Parindra)
Perjuangan radikal yang dilakukan
oleh PKI, PI, dan PNI mulai berakhir ketika pemerintah kolonial Belanda
melakukan penangkapan terhadap sejumlah tokoh PNI. Di samping itu pemerintah
kolonial di bawah Gubernur Jenderal de Jonge melakukan pengawasan yang ketat
terhadap organisasi-organisasi yang ada pada masa itu. Melihat kondisi
tersebut, para tokoh pergerakan mengubah garis perjuangannya. Dari yang semula
radikal dan nonkooperasi menjadi moderat dan kooperasi dengan menempatkan
wakilnya dalam volksraad. Salah satu organisasi yang bersifat moderat adalah
Partai Indonesia Raya (Parindra). Parindra didirikan di kota Solo oleh dr.
Sutomo pada tanggal 26 Desember 1935. Parindra merupakan fusi dan Budi Utomo
dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia
Raya.
Asas politik Parindra adalah insidental,
artinya tidak berpegang pada asas kooperasi maupun nonkooperasi. Sikapnya
terhadap pemerintah tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi, jadi
luwes. Tokoh-tokoh Parindra yang terkenal dalam membela kepentingan rakyat di
volksraad adalah Moh. Husni Thamrin. Parindra berjuang agar wakil-wakil
volksraad semakin bertambah sehingga suara yang berhubungan dengan upaya
mencapai Indonesia merdeka semakin diperhatikan oleh pemerintah Belanda.
Perjuangan Parindra dalam volksraad cukup berhasil, terbukti pemerintah Belanda
mengganti istilah inlandeer menjadi Indonesier.
0 Komentar