PERUBAHAN BIDANG KEHIDUPAN MASYARAKAT
INDONESIA AKIBAT PENGARUH BARAT
1.
Pengertian
Imperialisme dan kolonialisme
Secara bahasa kata imperialisme yang
berasal dari kata”imperare” yang artinya suatu negara untuk menguasai negara
lain demi kepentingan ekonomi, politik dan budaya agar mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan bagi negaranya. Dari situ kemudian berkembang istilah imperator
yaitu sebutan untuk orang yang berkuasa atas suatu wilayah. Sedangkan wilayah
kekuasaanya kemudian disebut dengan imperium.
Pengertian imperialisme
secara umum adalah tindakan suatu negara atau bangsa yang ingin menaklukan
bangsa lain dengan tujuan untuk menguasai daerah tersebut agar dapat menunjuk
aspek kehidupan dari negara penakluk tersebut. Imperialisme biasanya dilakukan
oleh negara atau bangsa yang memiliki kekuatan militer yang kuat serta memiliki
persenjataan yang kuat pula sehingga mudah melakukan penaklukan. Biasanya
negara-negara tersebut yang sudah mengalami kemajuan dalam berbagai bidang
kehidupan, misalnua spanyol, inggris, belanda, prancis, dan lain sebagainya.
Kolonialisme secara bahasa
berasal dari kata colunus yang dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk
menguasai daerah tertentu. Kolonialisme menjadi negara yang ditaklukan menjadi
negara koloni yaitu negara yang harus tunduk dibawah kekuasaan negara kolonial.
Dalam kolonialisasi negara koloni hanya menhadi suatu negara yang harus mau
mengikuti apa yang diperintahkan oleh negara kolonial dengan menggunakan cara
kekerasan.
·
Perang salib terjadi karena kota Konstantinopel dikuasai Turki.
·
Dampak perang salib :
- munculnya
ilmu pengetahuan dan tata cara kehidupan orang Asia di
kalangan Eropa
-
terputusnya hubungan dagang Eropa dengan dunia timur,sehingga
Eropa kekurangan rempah-rempah
-
muncul pusat-pusat perdagangan di Eropa seperti di Geneva dan
Venesia
·
Karena Eropa kekurangan rempah-rempah maka mereka berusaha mencari
sumber rempah-rempah.
·
Bangsa Eropa yang pertama kali mencari daerah penghasil rempah-rempah :
Portugis.
·
Bartolomeus Diaz : Afrika Selatan (Tanjung Topan,kemudian diganti
menjadi Tanjung Harapan)
·
Vasco da Gamma : Calcuta,India. Membawa rempah-rempah dari India
·
Alfonso d'Burquorque : Malaka (pusat perdagangan). Bertemu
pedagang-pedagang Cina,Arab,India dan Indonesia
·
Portugis tahun 1511 menguasai Malaka, karena Malaka adalah pusat
perdagangan hasil bumi. Setelah menguasai Malaka, Portugis mengirim kapal ke
Maluku. Tujuan semula berdagang tapi kemudian mengadakan kegiatan politik dan
menyiarkan agama.
Bangsa Barat ke dua : Spanyol
·
Christophorus Columbus
Ia
berlayar mengarungi Samudera Atlantik dan menemukan benua baru yang disebut
Amerika. Karena mengira sudah sampai
India,penduduk asli benua Amerika disebut Indian.
·
Fernando de Magelhaens dan Juan de Sebastian del Cario
Mencari sumber rempah-rempah dengan
berlayar ke arah Barat. Setelah 2 tahun menyusuri Amerika Selatan mereka diterima dengan baik di
Philipina pada tahun 1521,lalu mereka mendarat di Maluku. Dalam pelayaran ini sebuah kapal Spanyol
berhasil kembali ke Spanyol. Orang
Spanyol yakin bahwa mereka berhasil mengelilingi bumi dan memperkuat keyakinan
bahwa bumi bulat.
·
Usaha Portugis dalam mengambil keuntungan dari kedatangannya ke
Indonesia :
- Portugis
menguasai Malaka
- Portugis
mengambil keuntungan dari perselisihan dan persaingan daerah untuk
memperkuat kedudukannya .
Contoh :
1. Hitu
bersengketa dengan Seram. Pertugis membantu Hitu.
2. Ternate
bersaing dengan Tidore. Portugis memihak Ternate. Sebagai
imbalan Portugis
mendapat ijin monopoli rempah- rempah
- Portugis
melaksanakan monopoli perdagangan rempah-rempah.
Cara :
perbentengan monopoli rempah
·
Portugis gagal menguasai daerah rempah-rempah di Aceh,Jawa,dan di
Maluku. Di Maluku rasa tidak senang
terhadap Portugis semakin meningkat karena Portugis memaksakan agama. Ternate dan Tidore menganggap bahwa menerima
kekuasaan asing merugikan. Portugis merasa lebih aman jika rakyat seagama
dengan mereka. Maka Portugis mengalihkan kegiatannya ke Nusa Tenggara dan
Timor.
3.
Masa pendudukan bangsa barat dan pengaruhnya bagi
kehidupan bangsa Indonesia
A.
Masa pendudukan VOC
Faktor mendorong di bentuknya VOC
adalah setelah Cornelis de Houtman sampai di banten tahun 1596.
Selanjutnya pada tahun 1598 compagnie
Van Verre di belanda memberangkatkan 8 kapal di bawah pimpinan Van Nock dan
Warwijk yang membutuhkan waktu 7 bulan sampai di banten keberhasilan pelayaran
tersebut mendorong keinginan berbagai perusahaan di belanda untuk
memberangkatkan kapalnya ke Indonesia ada 14 perusahaan yang telah
memberangkatkan 62 kapal.
Dalam perkenbangan selanjutnya,
keberadaan VOC di Indonesia tidak hanya tumbuh sebagai kongsi dagang, namun
juga menjadi kekuatan politik yang banyak mempengaruhi perkembangan kekuasaan
di Indonesia. Kepemimpinan VOC dipegang oleh dewan beranggotakan 17 0rang
berkedudukan di Amsterdam. Oleh pemerintah belanda, VOC diberi oktroi (hak-hak
istimewa) sebagai berikut.
1.
Dianggap sebagai wakil pemerintah belanda di asia
2.
Monopoli perdangangan
3.
Mencetak dan mengerdarkan uang
4.
Mengadakan perjanjian
5.
Menaklukan perang dengan Negara lain
6.
Menjalankan kekuasaan kehakiman
7.
Pemungutan pajak
8.
Memiliki angkatan perang sendiri
9.
Mengadakan pemerintahan sendiri
VOC
mengeluarkan kebijakan antara lain :
1.
Pelayaran Hongi, yaitu misi pelayaran belanda untuk
mengawasi dan menangkap para pedagang pribumi yang berusaha menjual
rampah-rempah kepada pedagang asing lain selain belanda.
2.
Ekstirpasi, yaitu usaha penebangan tanaman
rempah-rempah yang diangap over produksi sehingga harganya tetap stabil.
3.
Contingenten, yaitu kewajiban bagi rakyat untuk
membayar pajak yang berupa hasil bumi.
4.
Verplichte leverantien, yaitu perjanjian kepada
raja-raja setempat terutama yang kalah perang wajib menyerahkan hasil bumi yang
di butuhkan VOC dengan harga yang ditetapkan VOC.
B.
Pemerintahan Hindia belanda
Situasi di eropa
membawa perubahan pemerintahan hindia belanda. Tentara prancis pada tahun 1795
menyerbu belanda, sehingga pangeran willem V melarikan diri ke inggris.
Kerajaan belanda (holand) selanjutnya di pimpin oleh luis napoleon, adik
napoleon Bonaparte, kaisar prancis.
Pada masa pemerintahan
Hindia belanda Indonesia di pimpin oleh H.W. Deandels yang berkuasa pada tahun
1808 sampai 1811. Adapun yang di lakukan deandels semasa menjabat menjadi
pimpinan pada pemerintahan hindia belanda adalah sebagai berikut :
·
Bidang pertanian
A. Menambah jumlah
prajurit menjadi 18.000 yang sebagaian besar dari suku-suku bangsa di Indonesia
(pribumi) .
B. Membangun
benteng di beberapa kota dam pusat pertahanannya di kali jati, bandung.
·
Bidang keuangan
A. Mengeluarkan
mata uang kertas
B. Menjual tanah
produktif milik rakyat pada swasta sehingga muncul tanah swasta (partikelir)
yang banyak di miliki orang cina, arab, belanda
·
Bidang Pemerintahan
A.
Membentuk sekertariat Negara untuk membereskan administrasi
Negara
B.
Pulau jawa di bagi menjadi 8 wilayah
Sisi negatif pemerintah
deandels adalah membiarkan terus praktik perbudakan serta hubungan dengan
raja-raja yang buruk , sehingga menimbulkan perlawanan.
C.
Kekuasaan inggris di Indonesia
Pemerintah Inggris
mulai menguasai Indonesia sejak tahun 1811 pemerintah Inggris mengangkat Thomas
Stamford Raffles (TSR) sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia. Ketika TSR
berkuasa sejak 17 September 1811, ia telah menempuh beberapa langkah yang
dipertimbangkan, baik di bidang ekonomi, social, dan budaya. Penyerahan kembali
wilayah Indonesia yang dikuasai Inggris dilaksanakan pada tahun 1816 dalam
suatu penandatanganan perjanjian. Pemerintah Inggris diwakili oleh John
Fendall, sedangkan pihak dari Belanda diwakili oleh Van Der Cappelen. Sejak
tahun 1816, berakhirlah kekuasaan Inggris di Indonesia.
D.
Sistem Tanam paksa
Pemerintah Belanda
untuk menutup kekosongan kas keuangan negara, satu di antaranya adlah dengan menerapkan
aturan tanam Paksa (Cultuurstelsel). Tanam paksa berasal dari bahasa Belanda
yaitu Cultuurstelsel (system penanaman atau aturan tanam paksa). Aturan tanam
paksa di Indonesia adalah Johannes Van Den Bosch
a. Isi Aturan
Tanam Paksa
1) Tuntutan kepada
setiap rakyat Indonesia agar menyediakan tanah pertanian untuk cultuurstelsel
tidak melebihi 20% atau seperlima bagian dari tanahnya untuk ditanami jenis
tanaman perdagangan.
2) Pembebasan
tanah yang disediakan untuk cultuurstelsel dari pajak, karena hasil tanamannya
dianggap sebagai pembayaran pajak.
3) Rakyat yang
tidak memiliki tanah pertanian dapat menggantinya dengan bekerja di perkebunan
milik pemerintah Belanda atau dipabrik milik pemerintah Belanda selama 66 hari
atau seperlima tahun.
4) Waktu untuk
mengerjakan tanaman pada tanah pertanian untuk Culturstelsel tidak boleh
melebihi waktu tanam padi atau kurang lebih 3 (tiga) bulan
5) Kelebihan
hasil produksi pertanian dari ketentuan akan dikembalikan kepada rakyat
6) Kerusakan
atau kerugian sebagai akibat gagal panen yang bukan karena kesalahan petani
seperti bencana alam dan terserang hama, akan di tanggung pemerintah Belanda
7) Penyerahan
teknik pelaksanaan aturan tanam paksa kepada kepala desa
b. Pelaksanaan
Aturan Tanam Paksa
Tanam paksa sudah
dimulai pada tahun 1830 dan mencapai puncak perkembangannya hingga tahun 1850
Pada tahun 1860,
menanam lada dihapuskan. Pada tahun 1865 dihapuskan untuk menanam nila dan the.
Tahun 1870, hampir semua jenis tanaman yang ditanam untuk tanam paksa
dihapuskan, kecuali tanaman kopi. Pada tahun 1917, tanaman kopi yang diwajibkan
didaerah Prianganjuga dihapuskan.
c. Dampak
Aturan Tanam Paksa
d. Reaksi
terhadap Pelaksanaan Aturan Tanam Paksa
Antara tahun
1850-1860, terjadi perdebatan. Kelompok yang menyetujui terdiri dari
pegawai-pegawai pemerintah dan pemegang saham perusahaan Netherlandsche
handel maatsschappij (NHM). Pihak yang menentang terdiri atas kelompok dari
kalangan agama dan rohaniawan
Pada tahun 1870,
perekonomian Hindia Belanda (Indonesia) mulai memasuki zaman liberal hingga
tahun 1900.
5.
Perlawanan di berbagai daerah di Indonesia dalam
menentang dominasi asing
1.
Perlawanan demak terhadap portugis
Jatuhnya malak terhadap portugis
dianggap merupakan suatu ancaman bagi eksistensi demak baik secara politik
maupun ekonomi. Oleh karena itu pada tahun 1512 demak di bawah pimpinan pati
unus atau pangeran sabrang lor berusaha untuk mengusir portugis dari malak,
usaha itu belum membawa hasil. Namun upaya demak untuk membendung pengaruh
portugis tidak berhenti di situ.
2.
Perlawanan rakyat Maluku terhadap portugis
Bangsa Portugis kali
pertama mendarat di Maluku pada tahun 1511. Kedatangan Portugis berikutnya pada
tahun 1513. Akan tetapi, Tertnate merasa dirugikan oleh Portugis karena keserakahannya
dalam memperoleh keuntungan melalui usaha monopoli perdagangan rempah-rempah.
Pada tahun 1533,
Sultan Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku untuk mengusir Portugis
di Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun dapat
kembali melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun dapat diperdaya
oleh Portugis hingga akhirnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Selanjutnya
dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis diusir yang
kemudian bermukim di Pulau Timor.
3.
Perlawanan rakyat banten
Perlawanan rakyat
Banten dibangkitkan oleh Abdul Fatah (Sultan Ageng Tirtayasa) dan putranya
Pangeran Purbaya. Tahun 1659, perlawanan rakyat Banten mengalami kegagalan.
1683, VOC menerapkan politik domba (devide et impera)
antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan putranya yang bernama Sulatan Haji. Sultan
Haji yang dibantu oleh VOC dapat mengalahkan Sultan Ageng Tirtayasa
menghasilkan kompensasi. 1750, terjadi perlawanan rakyat banten terhadap Sultan
Haji.
4.
Perlawanan rakyat makasar
Perlawanan
terhadap kolonialisme Belanda dilakukan oleh Kerajaan Gowa dan Tallo, yang
kemudian bergabung menjadi Kerajaan Makassar. Kerajaan Makassar, mencapai
puncak kejayaannya pada masa pemerintah Sultan Hasanuddin tahun 1654-1669. Abad
ke-17 Makassar menjadi pesaing berat bagi Kompeni VOC pelayaran dan perdagangan
di wilayah Indonesia Timur. Setelah mendapatkan berdagang, VOC mulai
menunjukkan perilaku dan niat utamanya, yaitu mulai mengajukan tuntutan kepada
Sultan Hasanuddin. Pertempuran antara rakyat Makassar dengan VOC terjadi.
Pertempuran pertama terjadi pada tahun 1633. Pada tahun 1654 diawali dengan
perilaku VOC yang berusaha menghalang-halangi pedagang yang akan masuk maupun
keluar Pelabuhan Makassar mengalami kegagalan. Pertempuran ketiga terjadi tahun
1666-1667, pasukan kompeni dibantu olehpasukan Raja Bone (Aru Palaka)
dan pasukan Kapten Yonker dari Ambon. Angakatan laut VOC, yang dipimpin
oleh Spleeman.
Pasukan
Aru Palaka mendarat din Bonthain dan berhasil mendorog suku Bugis agar
melakukan pemberontakan terhadap Sultan Hasanudin. Penyerbuan ke Makassar
dipertahankan oleh Sultan Hasanudin. Sultan Hasanudin terdesak dan dipaksa
untuk menandatangani perjanjian perdamaian di Desa Bongaya pada tahun 1667. Factor
penyebab kegagalan rakyat Makassar adalah keberhasilan politik adu domba
Belanda terhadap Sultan Hasanudin dengan Aru Palaka. Membantu
Trunojoyo dan rakyat Banten setiap melakukan perlawanan terhadap VOC.
5.
Perang Paderi
Terjadi
di Sumatera Barat atau di tanah Minangkabau. Perselisihan antara kaum Padri
dengan kaum Adat yang kemudian mengundang campur tangan pihak Belanda.
Perang
Padri pertama (tahun 1821-1825) dan perang Padri kedua (tahun 1830-1837)
1)
Perang Padri Pertama
Di
kota Lawas, berkembang ke daerah lainnya seperti Alahan Panjang. Kaum Padri
dipimpi oleh Datok Bandaro bertempur melawan kaum Adat yang dipimpin
oleh Datuk Jati. Setelah Datuk Bandaro meninggal dunia, pucuk pimpinan
dipegang oleh Malim Basa (Tuanku Imam Bonjol) dan dibantu oleh Tuanku
Pasaman, Tuanku Nan Renceh, Tuanku Nan Cerdik, dan Tuanku Nan Gapuk. Tahun
1821, kaum Padri menyerbu pos Belanda di semawang dan mengacaukan kedudukan
Belanda di daerah Lintau. Belanda membangun benteng nama Firt van der
Capllen. Tahun 1822 didaerah Baso terjadi pertempuran antara Pasukan Padri
yang dipimpin oleh Tuanku Nan Renceh. 1823 terjadipertempuran lagi di Bonio dan
Agam. Belanda dapat merebut benteng pertahanan kaum Padri. 1825, kedudukan
Belanda mulai sulit karena harus berhadapan dengan kaum Padri dan juga harus
menghadapi pasukan Diponegoro.
November
1825, Belanda dan Kaum Padri menandatangani perjanjian damai yang berisi
tentang pengakuan Belanda atas beberapa daerah sebagai wilayah kaum Padri dan
untuk sementara peperangan gelombang pertama berakhir.
2)
Perang Padri Gelombang ke Dua
1829,
di daerah pariaman. 1830, kaum Adat mulai banyak membantu kaum Padri dan kedua
kaum tersebut menyadari bahwa perlunya kerja sama. Perang antara rakyat
Minangkabau melawan penjajah Belanda.
1831,
penyerangan terhadap belanda di daerah Muarapalam. 1832, dipimpin oleh Tuanku
Nan Cerdik dan Tuanku Imam Bonjol melakukan penyerangan pos Belanda
di Mangopo. 1833, terjadi pertempuran besar di daerah Agam. 1834 hingga tahun
1835, pemerintah Belanda mulai mengepung benteng Bonjol. Tahun 1837, pasukan
Belanda melakukan penyerangan terhadap benteng Bonjol. Pada tanggal 25 Oktkober
1837, benteng pertahanan Kota Bonjol jatuh ke tangan Belanda. Imam Bonjol
diasingkan ke Cianjur, kemudian dipindahkan ke Minahasa hingga wafat dann dimakamkan
di Pineleng.
6.
Perang diponogoro
Di
lingkungan istana terdapat golongan yang memihak Belanda, banyak juga yang
menentang Kolonial Belanda, seperti Pangeran Diponegoro (putra Sultan
Hamengku Buwono III). Kecurigaan yang berlebihan ini pada akhirnya menimbulkan
permusuhan dan peperangan yang disebut perang Diponegoro.
1) Penyebab
Umum Perang Diponegoro
a.
Semakin menderitanya rakyat akibat kerja rodi dan berbagai macam pajak
b.
Semakin sempitnya wilayah Kerajaan Mataram akibat dikuasai Belanda.
c.
Selalu ikut campurnya Belanda dalam urusan pemerintahan Kerajaan Mataram.
d.
Masuknya budaya barat ke dalam keraton yang bertentangan dengan ajaran agama.
e.
Kecewanya kaum bangsawan akan aturan Van der Capellen yang melarang usaha
perkebunan swasta di wilayah Kerajaan Mataram.
f.
Munculnya pejabat Kerajaan Mataram yang membantu pihak Belanda demi keuntungan
pribadi.
2) Penyebab
Khusus Perang Diponegoro
Dipengaruhi oleh
persoalan pribadi. Terjadi pada tahun 1825, tindakan sewenang-wenang Belanda
yang telah memasang tonggak untuk membangun jalan raya yang melintasi makam
leluhur Pangeran Diponegoro tanpa izin. Perang antara Pangeran Diponegoro
dengan Belanda dibantu oleh Kasunanan Surakarta, Mangkunegaran, dan Kesultanan Yogyakarta.
Menggungakann
strategi atau siasat perang gerilya, pusat pertahanan yang selalu
berpindah-pindah seperti di Gua Selarong, Dekso, lereng Gunung Merapi, dan
Bagelan(Purworejo). Terbukti bahwa pada tahun 1825 sampai 1826, pasukan
diponegoro memperoleh kemenangan hingga dapat merebut daerah Pacitan,
Purwodadi, dan Klaten.
Penggungaan sistem
Benteng Stelsel oleh Belanda mempersulit pergerakan pasukan Diponegoro
dan hubungan komunikasi antar pasukan. Pada tahun 1828, Kiai Mojo bersedia
untuk diajak berunding oleh pihak Belanda namun gagal dan justru ia ditangkap
dan diasingkan ke Minahasa sampai wafat pada tahun 1849. Jendral De Kock
mengajak berunding Sentot Alibasa Prawirodirjo, Tetapi selalu mengalami
kegagalan. Pada tahun 1829, Sentot Alibasa Prawirodirjo menyerah, ia dituduh
memihak kaum Padri sehingga akhirnya ia diasingkan ke Cianjur dan
kemudian dipindahkan ke Bengkulu hingga wafat pada tahun 1855.
Pangeran Mangkubumi
menyerah pada tahun 1829 dan putranya sendiri yang bernama Dipokusumo beserta patihnya
menyerah pula pada tahun 1830. Jendral de kock ditanggapi positif oleh Pangeran
Diponegoro dan disepakati bersama bahwa perundingan akan dilaksanakan pada
tanggal 28 Maret 1830 di kota Magelang. Pangeran Diponegoro dibawa ke Semarang
dan Batavia kemudian diasingkan lagi ke Manado. Ia kembali dipindahkan ke
Makassar hingga wafat pada tanggal 8 januari 1855
·
Penggolongan social
Penggolongan social
merupakan perbedaan anggota masyarakat, golongan secara horizontal atas dasar
perbedaan ras, jenis kelamin, agama, profesi dan sebagainya.
A. Golongan eropa
Golongan eropa
terdiri dari orang belanda, inggris, amerika, belgia, swiss dan prancis.
Golongan eropa pendatang dari golongan minoritas.
B. Golongan asia dan
timur asing
Golongan asia dan
timur asing terdiri dari bangsa cina, india, dan arab. Mereka memiliki
kedudukan social yang lebih tinggi dan istimewa dari kaum pribumi.
C. Golongan pribumi
Golongan pribumi
adalah kelompok mayoritas dan merupakan pemilik negeri ini. Mereka merupakan
penduduk asli Indonesia.
·
Stratifikasi social / pelapisan social
A.
Golongan terjajah dan terjajah
Golongan penjajah
merupakan golongan bangsa asing yang menguasai Indonesia dan memiliki peranan
penting dalam menentukan arah kekuasaan dan jalannya pemerintahan.
Golongan terjajah merupakan
golongan yang menjadi tempat penindasaan dan kekerasan yang dilakukan oleh
penjajah.
B.
Golongan majikan dan buruh
Golongan majikan terdiri dari para
pengusaha swasta asing, pemilikiperusahaan. Golongan buruh adalah orang yang
bekerja di perusahaan-perusahaan.
·
Pengaruh westernisasi
Westernisasi
(pembaratan) merupakan proses pemasukan budaya barat bagi rakyatnya. Masuknya
budaya barat tersebut tentu saja berbeda dengan nilai-nilai dari kebudayaan
asli bangsa Indonesia. Pengaruh westernisasi bagi bangsa Indonesia tampak pada
:
A.
Pengunaan bahasa belanda dalam pergaulan sehari-hari di
kalangan rakyat Indonesia
B.
Gaya berpakaian rakyat Indonesia meniru cara berpakaian
model barat
C.
System jabatan dan kepangkatan
0 Komentar